Tanggap Kemacetan, Tata Kota, Dan
Urbanisai
Ayo
cepat, tanggap, action…!!!
Menurut
kalian, perlu tidak jam kerja diubah untuk mengatasi masalah kemacetan di
Jakarta!
Menurut kelompok
kami tidak,
Sebenarnya
masalah kemacetan ini sangat pelik dan kompleks. Pada kondisi saat ini pun jam
kerja antara anak sekolah dan orang kantor itu sudah berbeda 1 samap 1,5 jam.
Anak sekolah masuk pukul 06.30 WIB atau ada juga yang 06.50 WIB samapi 07.00
WIB. Sementara orang kantor masuk pukul 08.00 WIB. Dan mahasiswa mulai kuliah
pukul 07.30 WIB. Sebenarnya untuk mengatasi masalah ini, pada dasarnya terletak
pada kesadaran manusia itu sendiri untuk dapat berangkat lebih awal (tidak
mepet jadwal). Sehingga, jikalau terjadi kemacetan pun, tidak terlalu parah dan
masih kondisi wajar (bisa dalam artian ramai lancar). Dan jika kita dapat
berangkat lebih awal, maka resiko telat pun akan terhindari.
Kemudian, di
sisi lain kemacetan itu juga terjadi karena jumlah kemdaraan yang lewat
terlampau banyak, sehingga jalan yang tersedia menjadi tidak memadai akan hal
tersebut. Ada beberapa solusinya antara lain: pemerintah dan masyarakat
sama-sama memperbaiki dan merawat kualitas transportasi public, sehingga
kepercayaan masyarakat terhadap transportasi public meningkat dan mau untuk
menggunakan transportasi public. Pemerintah juga perlu menggalakan kepada
masyarakat untuk dianjurkannya memakai transportasi public.
Menurut
kalian, perlu tidak hari libur jangan disamakan setiap instansinya!
Menurut kelompok
kami tidak perlu,
Nyatanya, pada hari
biasa terjadi kemacetan, terlebih lagi pada hari libur. Jika hari libur setiap
instansi itu dibedakan, maka hal yang dapat terjadi adalah setiap hari akan
terjadi kemacetan yang lebih parah adri hari biasa, kecuali jika orang-orang
yang sedang libur tersebut tidak mengadakan perjalanan, sehingga dapat
mengurangi kemacetan.
Kemudian,
beberapa instansi ada yang saling berkaitan setiap harinyta, contohnya antara
bank (BCA, BRI, Mandiri< dll) dengan jasa bank (Securicor, dll) yang saling
memerlukan laporan keuangan setiap harinya. Sehingga, dengan melihat hal itu,
sebaiknya hari libur disamakan saja.
Pengecualian
pada sistem ini adalah untuk karyawan-karyawan yang bekerja di mall atau pisat
perbelanjaan yang memang waktu liburnya itu bukan weekend.
Kemudian di sisi
lain juga, jika hari libur itu dibedakan maka akan sulit bagi keluarga untuk
dapat berkumpul bersama dalam satu keluarga yang utuh, yang hal terseut memang
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan psikis setiap anggota keluarga.
Beberapa solusi
yang dapat kami berikan antara lain:
Kegiatan hari
libur hendaknya direncanakan dengan berbagai variasi, ada gilirannya di rumah
saja, ada juga gilirannya berekreasi ke luar rumah. Jika ingin rekreasi ke luar
rumah, sebaiknya dapat memperkirakan waktu secara tepat sesuai dengan jarak ke
tempat rekreasi yang dipilih, sehingga dapat menghindari kemacetan. Jika tempat
rekreasi itu memungkinkan untuk dapat menggunakan transportasi public, maka
gunakanlah transportasi publik.
Apakah
keberadaan gedung bertingkat menyebabkan kemacetan!
Menurut kelompok
kami ya,
Karena untuk
gedung-gedung yang bertingkat cukup tinggi (katakanlah 5 tingkat, dst) dan
hanya memiliki satu sisi pintu akses keluar masuk di depan saja (seperti
kebanyakan di Jakarta saat ini), maka akan terjadi kondisi dimana orang
berbondong-bondong menuju ke satu titik (gedung bertingkat) itu, sehingga
menyebabkan kemacetan.
Kemacetan ini
pun diperparah lagi dengan banyaknya gedung bertingkat yang bahkan saling
berhadapan ataupun bersebelahan. Yang sebenarnya, dibangunnya gedung
bertingkatpun dapat disebabkan karena lahan yang tersedia itu kurang memadai.
Beberapa
solusinya antara lain: membuat jalur masuk dan keluar pada sisi yang berbeda
dari gedung itu. Jika ingin membuat bangunan, sebaiknya benar-benar diperhatikan
tata letaknya dan dalam tata kotanya juga (dengan kerja sama developer dan
pemerintah setempat), sehingga dapat membuat gedung bertingkat (paling banyak 3
sampai 4 lantai) dengan luas yang cukup besar, dan memungkinkan untuk dibuat
akses keluar masuk dari berbagai sisi gedung.
Bagaimana
menurut pendapat kalian apabila tata kota diubah, dengan setiap perkantoran
diselingi dengan perumahan, jadi setiap orang jarak dari kantornya dekat!
Menurut kelompok
kami,
Tata
kota memang perlu diubah, namun tidak seperti itu.
Karena
sebenarnya pada keadaan sekarang pun beberapa perkantoran sudah diselingi
dengan perumahan.
Adapun solusi
yang dapat kami berikan antara lain:dalam tata kota, beberapa perkantoran harus
memiliki areal parker yang cukup luas, kemudian disediakan tempat bagi para
pedagang kaki lima shingga terlihat lebih tertib. Lalu disediakan pula
taman-taman kecil dan taman utama yang cukup luas untuk keindahan dan mengatasi
kejenuhan, selanjutnya ada perumahan dinas dan keluar area yang banyak perkantorannya,
baru terdapat perumahan umum serta pemukiman warga dan beberapa juga harus
diselingi perumahan dinas lagi, baru ada area perkantoran lagi.
Jadi, pemerintah
Indonesia memang harus bersungguh-sungguh dan atas kerja sama semua pihak dalam
mengatur tata kota ini, serta juga dalam penentuan area-area mana saja yang
bisa dan tidak bisa untuk dibangun menjadi area perkantoran.
Karena jika
setiap perkantoran diselingi perumahan maka akan terlalu banyak menggunakan
lahan (apalagi dalam perumahan itu hanya terdapat sedikit rumah), belum lagi
pemukiman umum masyarakat, sehingga yang ada akan terlihat lebih tidak
beraturan.
Orang
desa banyak yang pindah ke kota karena mereka tidak punya lahan yang disebabkan
lahannya telah dibeli oleh orang-orang Jakarta!
Pertanyaannya,
apakah kalian setuju terhadap orang desa yang pindah ke kota itu?
Kelompok kami tidak setuju,
Karena
urbanisasi tersebut akan dapat terjadi terus menerus dan berkelanjutan jika
tidak dibatasi.
Jadi, beberapa
solusi yang dapat disampaikan antara lain:
Bagi pemerintah
daerah setempat harus tegas dalam membatasi jual beli tanah di pedesaan, dan
bagi orang-orang kota juga harus sadar untuk tidak terlalu banyak membeli
lahan, khususnya di pedesaan.
Biarlah tanah
pedesaan yang sejuk itu dikelola oleh masyarakat sekitarnya, sehingga dapat
menjadi mata pencaharian bagi warga tersebut dan sekaligus tanah pedesaan yang
hijau itu menjadi hiasan Negara Indonesia yang lestari selalu.
Ataupun jika ada
tanah pedesaan yang sudah terlanjur dibeli oleh orang kota, kemudian tanah
tersebut didiamkan begitu saja, maka pemerintah setempat harus diberi hak untuk
dapat mengelolanya bersama-sama dengan warga desa setempat. Sehingga dapat
menguntungkan banyak pihak.
Jadi,
setiap masalah itu dapat menjadi masalah bagi masalah lainnya. Sehingga dalam
setiap hal memang perlu kerja sama yang erat antara pemerintah dengan
masyarakat dan antar warga Negara Indonesia. Hal ini dilakukan agar terjadi simbiosis mutualisme
antara manusia-manusia, manusia-lingkungan, manusia-Allah. Serta harus selalu
diingatkan kesadaran personal setiap orang dalam menyikapi setiap permasalahan
deni mendapatkan solusinya. Sehingga masalah seperti kemcetan, tata kota, dan
urbanisasi, dapat segera dibenahi.
Dan…
Segeralah
bangkit dan action demi Indonesia yang lebih sejahtera
Bismillah…
Ayo Majulah Indonesiaku!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar