China dalam tiga dekade terakhir ini mengalami pertumbuhan ekonomi yang
signifikan. Tetapi dalam tiga dekade terakhir ini juga China mengalami
pencemaran lingkungan.
Warga kota-kota industri yang jarang melihat
matahari secara langsung, anak-anak keracunan bahkan sampai meninggal
akibat polusi, daerah pesisir pantai yang ditumbuhi alga merah. Hal-hal
ini sudah menjadi biasa di China.
Pada bulan Agustus lalu terdapat
kasus pencemaran lingkungan. Kasus pencemaran timah oleh Perusahaan
Dongling di provinsi Shaanxi, kemudian terjadi kembali kasus pencemaran
yang terjadi di Kunming, Yunnan. Hal ini merupakan sebagian kasus
pencemaran yang terjadi di China. Pencemaran ini membawa dampak buruk
615 anak menjadi korban pencemaran di Shaanxi, kemudian 200 anak
menderita keracunan di provinsi Yunnan. Banyak protes terjadi akibat
kasus pencemaran ini. Pemerintah China didesak untuk mencari jalan
keluar yang tepat dalam masalah pencemaran lingkungan ini.
Pertumbuhan
ekonomi China yang mengusung ekspor led growth membuat seluruh pabrik
berproduksi besar-besaran. Hampir seluruh komoditi ekspor di dunia
dikuasai oleh China. Tetapi hal ini tidak dibarengi dengan tindakan
menjaga lingkungan. Di satu sisi pertumbuhan ekonomi membawa hasil yang
positif tapi di sisi lain membawa hasil yang negatif. Pemerintah tidak
bisa tidak membiarkan pencemaran ini terus terjadi, hal ini juga
didukung dengan terjadinya pemanasan global, yang memaksa negara-negara
mengeluarkan emisi yang besar untuk bersama-sama mengurangi polusinya.
Langkah China
Pada
Maret 2008, Kongres Rakyat Nasional mengesahkan Departemen Perlindungan
Lingkungan. Sebelum berdirinya departemen ini, badan perlindungan
lingkungan ini disebut State Environmental Protection Administration
(SEPA).
Departemen ini bertugas sesuai dengan namanya yaitu
melakukan serangkaian perlindungan lingkungan. Mulai dari pengawasan,
perencanaan undang-undang, serta pelaksanaan dari undang-undang
tersebut. Departemen ini dipimpin oleh Zhou Shengxian.
Sebenarnya
langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah China dalam melakukan
tindakan perlindungan sudah tepat. Tindakan ini bahkan sudah diambil
sejak tahun 1970an. Pada saat itu, China sudah menetapkan
prinsip-prinsip untuk mengatur dan mengalokasi pengeluaran dari
perlindungan lingkungan.
Prinsip-prinsipnya adalah pertama,
menekankan pada tindakan pencegahan dan secara ketat mengontrol sumber
polusi baru. Kedua, menetapkan pencegahan polusi harus dimulai pada saat
proses industri berlangsung. Ketiga, pelaku pecemaran harus menanggung
biaya pemulihan lingkungan. Keempat, memberikan bantuan finansial kepada
para perusahaan yang berupaya untuk mencegah polusi. Kelima, mengontrol
polusi secara terpusat untuk mengurangi masalah-masalah lingkungan di
perkotaan.
Bahkan pemerintah China telah melakukan investasi untuk
penghematan energi. Pada tahun 1991-1993, China meningkatkan investasi
mencapai 17 miliar Yuan untuk konstruksi modal dan konservasi energi.
Li
Keqiang, Wakil Perdana Menteri, pada bulan Agustus lalu juga mengadakan
rapat mengenai survei nasional tentang polusi. Dalam rapat ini, Li
menghimbau untuk terus menjaga lingkungan dan menyelesaikan masalah
mengenai polusi ini, yang bertujuan untuk menjaga sustainable
development di China dan meningkatkan kualitas dan standar hidup
rakyatnya.
Hambatan
Langkah-langkah yang diambil oleh China sudah tepat, tetapi mengapa masih banyak terjadi pencemaran lingkungan?
Menurut
Wang Hanchen dan Liu Bingjiang, hal ini disebabkan oleh pertama, sistem
manajemen lingkungan dibuat dalam bentuk dokumen rencana, kurangnya
dukungan hukum menyebabkan hal tersebut sulit dilaksanakan. Kedua,
koordinasi dari standar baru kontrol volume yang sudah ditetapkan masih
kurang jelas atau tidak konkret. Ketiga, beberapa sistem manajemen yang
sudah diformulasikan sebelumnya, tidak sesuai dengan keadaan China
sekarang yang sudah mengalami perkembangan ekonomi. Keempat,
perusahaan-perusahaan berorientasi pada keuntungan yang menyebabkan
mereka berusaha untuk melepaskan tanggung jawab atas pencemaran
lingkungan yang disebabkan oleh proses produksi. (Energizing China,
1998)
Oleh karena itu, China harus dengan sigap menyiasati pencemaran
lingkungan tersebut. Protes sudah dilancarkan hampir seluruh negara di
dunia. Terutama negara-negara tetangga seperti Jepang dan Korea Selatan.
Dua negara ini juga mengalami dampak dari pencemaran yang dilakukan
oleh China. Beberapa sekolah di daerah selatan Jepang dan Korea Selatan
harus menghentikan kegiatannya akibat kabut kimia beracun yang
dihasilkan oleh pabrik-pabrik di China. Kemudian badai pasir dari Gurun
Gobi menyebabkan penggundulan hutan (deforestation). Bahkan pencemaran
ini sampai ke daratan Amerika Utara.
Pencemaran lingkungan yang
disebabkan oleh China dampaknya tidak hanya dirasakan oleh China sendiri
tetapi juga oleh dunia. Dengan bersama-sama kita menjaga lingkungan,
kita jaga planet kita, bumi kita tercinta.
Source:
http://masihadalangitdiataslangit.blogspot.com/2009/09/china-dan-lingkungan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar