Apa saja yang kita
pelajari sebagai dasar-dasar atau perkenalan mengenai pencemaran hewan?
Yo sama-sama kita
telusuri halaman ini…!!!
A. Pengertian
Pencemaran Hewan
Pencemaran
adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau
komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh
kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau
tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Definisi ini sesuai
dengan pengertian pencemaran pada (Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan
Hidup No. 4 Tahun 1982. (Mozaiksains, 2011)
Sedangkan secara etimologi, kata
"hewan" berasal dari kata Latin animalis, yang berarti "memiliki
nafas". Dalam penggunaan sehari-hari, kata hewan biasanya mengacu pada
non-manusia. Kadang-kadang, kerabat dekat manusia hanya seperti mamalia dan
vertebrata lainnya ditujukan dalam penggunaan sehari-hari. Definisi biologis
dari kata hewan mengacu pada seluruh anggota kerajaan Animalia, meliputi
makhluk yang beragam seperti spons, ubur-ubur, serangga dan manusia. (Svhoong,
2012)
Jadi, pencemaran hewan berarti masuk
atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lainnya ke
dalam tubuh hewan, yaitu seluruh anggota kerajaan Animalia.
Sedangkan
bahan pencemar disebut dengan polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut polutan
bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup, hal ini
dapat terjadi jika terdapat pada kondisi :
1. Jumlahnya
melebihi jumlah normal 2. Berada pada waktu yang tidak tepat
3. Berada pada tempat yang tidak tepat
Sifat
polutan adalah:
1. Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan tidak merusak lagi.
2. Merusak dalam jangka waktu lama.
1. Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan tidak merusak lagi.
2. Merusak dalam jangka waktu lama.
B. Macam-Macam
Pencemaran Hewan
Menurut kami, ada 3 macam pencemaran hewan yaitu:
1.
Hewan
yang tercemar oleh logam berat seperti Timbal (Pb), Cadmium (Cd), Merkuri (Hg),
Alumunium (Al), dan Besi (Fe).
2.
Hewan
yang tercemar oleh zat-zat selain logam berat, seperti tercemar oleh zat kimia
organik berbahaya, ataupun bakteri dan virus.
Contohnya ikan lele.
Lele sering ditaruh di
kolam-kolam atau tempat-tempat air tergenang lainnya untuk menanggulangi
tumbuhnya jentik-jentik nyamuk. Sehingga Lele juga bisa mengurangi resiko
terjangkinyat DBD terutama pada musim hujan saat banyak genangan air. Karena
Lele juga bisa memakan jentik-jentik nyamuk Aedes Aegepti yang berpotensi
menyebarkan Penyakit Demam Berdarah. Seringkali lele juga ditaruh dan
dikembangbiakan di tempat-tempat yang tercemar karena bisa menghilangkan dan
memakan kotoran-kotoran. Namun hal ini tidak perlu
dikhawatirkan, karena pada zaman sekarang ini peternakan lele sudah maju, dan
hal tersebut juga dapat diatasi dengan cara memelihara lele di air yang
mengalir selama beberapa hari dan tidak diberi pellet sebelum dikonsumsi.
Sehingga kotoran-kotoran yang ada ditubuhnya bisa keluar dan kita bisa
mengkonsumsinya secara aman.
3.
Hewan
yang mencemari lingkungan.
Seringkali kotoran-kotoran
hewan ternak seperti ayam, sapi, kambing, kerbau, bahkan babi mencemari
lingkungan. Sehingga harus disediakan tempat khusus bagi hewan ternak agar
lingkungan tidak tercemar.
C. Sumber
Pencemaran Hewan
Sumber-sumber pencemaran hewan meliputi:
·
Dari
pencemaran air
·
Dari
pencemaran tanah
·
Dari
pencemaran udara
D. Akibat
Pencemaran Hewan
Adapun beberapa akibat pencemaran hewan antara lain:
1.
Hewan
yang mati akibat tercemar, dapat menyebabkan bau tak sedap di lingkungan
sekitar.
2.
Hewan
yang tercemar logam berat, yang kemudian dapat masuk ke tubuh manusia melalui
konsumsi hewan tersebut, dapat menyebabkan kesehatan terganggu hingga pada
kematian.
3.
Kotoran
hewan ternak dapat mencemari lingkungan sekitar dan dapat menyebabkan tumbuhnya
bibit penyakit.
E. Cara
Mengatasi Pencemaran Hewan
Beberapa cara mengatasi pencemaran hewan antara
lain:
1.
Hewan
yang tercemar bakteri sebaiknya dipelihara terlebih dahulu dalam air mengalir
selama beberapa hari tanpa diberi pellet, sebelum dikonsumsi.
2.
Melakukan
analisis terlebih dahulu terhadap hewan-hewan dari daerah atau sungai di
sekitar tempat pembuangan limbah, baik itu limbah industri ataupun limbah rumah
pada TPA (Tempat Pembuangan akhir), sebelum diambil dagingnya untuk dikonsumsi.
3.
Menampung
kotoran hewan ternak di tempat khusus sebelum dilakukan tindak lanjut, seperti
contohnya untuk pembuatan pupuk.
F. Cara
Mencegah Pencemaran Hewan
Cara mencegah terjadinya
pencemaran pada hewan adalah dengan menerapkan etika lingkungan. Etika adalah
penilaian terhadap tingkah laku atau perbuatan. Etika bersumber pada kesadaran
dan moral seseorang. Etika biasanya tidak tertulis. Namun ada etika yang
tertulis, misalnya etika profesi, yang dikenal sebagai kode etik.
Etika lingkungan, pada
dasarnya adalah perbuatan apa yang dinilai baik untuk lingkungan dan apa yang
tidak tidak baik bagi lingkungan. Etika lingkutan bersumber pada pandangan
seseorang tetang lingkungan.
Prinsip-prinsip etika
lingkungan mengatur sikap dan tingkah laku manusia dengan lingkungannya. Prinsip-prinsip
tersebut adalah prinsip tidak merugikan, tidak campur tangan, kesetiaan, dan
keadilan.
1. Prinsip tidak merugikan (the rule of Nonmaleficence), yakni tidak
merugikan lingkungan, tidak menghancurkan populasi spesies atau pun komunitas
biotic.
2. Prinsip tidak campur tangan (the rule of noninterference), yakni
tidak memberi hambatan kepada kebebasan setiap organisme, yaitu kebebasan
mencari makan, tempat tinggal, dan berkembang biak.
3. Prinsip kesetiaan (The rule of fidelity) yakni tidak menjebak,
menipu, atau memasang perangkap terhadap makhluk hidup untuk semata-mata
kepentingan manusia.
4. Prinsip keadilan (the Rule of Restitutive Justice), yakni
mengembalikan apa yang telah kita rusak dengan membuat kompensasi.
Beberapa contoh tindakan
tindakan yang sesuai dengan etika lingkungan adalah sebagai berikut :
1. Membuang sampah (missal bungkus permen) pada tempatnya. Jika belum ditemukan tempat sampah,
bungkus permen itu hendaknya dimasukkan ke saku terlebih dahulu sebelum di buang pada
tempatnya.
2. Menggunakan air secukupnya. Jika tidak sedang digunakan, matikan keran. Dari keran yang menetes
selama semalam, dapat ditampung air sebanyak 5- 10 liter, cukup untuk minum bagi dua orang dalam
sehari. Ingat, sesungguhnya air itu tidak hanya untuk manusia, tetapi juga untuk makhluk hidup
lainnya.
3. Hemat energi. Mematikan lampu listrik jika tidak digunakan. Jika kamu memasak air, kecilkan api
kompor tersebut segera setelah air mendidih. Menurut hukum fisika, jika air mendidih, suhunya tidak
dapat ditingkatkan lagi. Menggunakan api kompor besar ketika air sudah mendidih hanya
memboroskan bahan bakar.
4. Tidak membunuh hewan yang ada di lingkungan, menangkap, atau memeliharanya.
5. Tidak memetik daun, bunga, ranting, atau menebang pohon tanpa tujuan yang jelas dan bermanfaat.
6. Gemar menanam bunga, merawat tanaman, melakukan penghijauan.
7. Mencegah terjadinya pencemaran lingkungan
8. Mengembalikan hewan atau tumbuhan ke habitat aslinya.
1. Membuang sampah (missal bungkus permen) pada tempatnya. Jika belum ditemukan tempat sampah,
bungkus permen itu hendaknya dimasukkan ke saku terlebih dahulu sebelum di buang pada
tempatnya.
2. Menggunakan air secukupnya. Jika tidak sedang digunakan, matikan keran. Dari keran yang menetes
selama semalam, dapat ditampung air sebanyak 5- 10 liter, cukup untuk minum bagi dua orang dalam
sehari. Ingat, sesungguhnya air itu tidak hanya untuk manusia, tetapi juga untuk makhluk hidup
lainnya.
3. Hemat energi. Mematikan lampu listrik jika tidak digunakan. Jika kamu memasak air, kecilkan api
kompor tersebut segera setelah air mendidih. Menurut hukum fisika, jika air mendidih, suhunya tidak
dapat ditingkatkan lagi. Menggunakan api kompor besar ketika air sudah mendidih hanya
memboroskan bahan bakar.
4. Tidak membunuh hewan yang ada di lingkungan, menangkap, atau memeliharanya.
5. Tidak memetik daun, bunga, ranting, atau menebang pohon tanpa tujuan yang jelas dan bermanfaat.
6. Gemar menanam bunga, merawat tanaman, melakukan penghijauan.
7. Mencegah terjadinya pencemaran lingkungan
8. Mengembalikan hewan atau tumbuhan ke habitat aslinya.
(Rie, 2009)
G. Hewan
Sebagai Indikator Pencemaran
Indikator biologi
digunakan untuk menilai secara makro perubahan keseimbangan ekologi, khususnya
ekosistem, akibat pengaruh limbah.
Menurut Verheyen
(1990), spesies yang dapat tahan hidup pada suatu lingkungan terpopulasi, akan
menderita stress fisiologis yang dapat digunakan sebagai indicator biologi.
Dibandingkan dengan
menggunakan parameter fisika dan kimia, indicator biologi dapat memantau secara
kontinyu. Hal ini karena komunitas biota perairan (flora/fauna) menghabiskan
seluruh hidupnya di lingkungan tersebut, sehingga bila terjadi pencemaran akan
bersifat akumulasi atau penimbunan.
Keaneka ragaman flora
dan fauna ekosistem dungai tinggi menandakan kualitas air baik/belum tercemar.
Tetapi sebaliknya bila keanekaragamannya kecil, sungai tersebut tercemar.
Bagaimana kita dapat menggunakan
indikator yang cocok? Indikator biologi pencemaran sungai harus memenuhi
kriteria:
1.
Mudah
diidentifikasi.
2.
Mudah
dijadikan sampel, artinya tidak perlu bantuan operator khusus, maupun peralatan
yang mahal dan
dapat dilakukan secara kuantitatif.
dapat dilakukan secara kuantitatif.
3.
Mempunyai
distribusi yang kosmopolit.
4.
Kelimpahan
suatu spesies dapat digunakan untuk menganalisa indeks diversitas.
5.
Mempunyai
arti ekonomi sebagai sumber penghasilan (seperti ikan), atau hama/organism
pengganggu
(contoh:beberapa Algae).
(contoh:beberapa Algae).
6.
Mudah
menimbun bahan pencemar
7.
Mudah
dibudidayakan di laboratorium
8.
Mempunyai
keragaman jenis yang sedikit.
Yang perlu
diperhatikan dalam memilih indikator biologi adalah tiap spesies mempunyai
respon terhadap pencemaran yang spesifik.
Pencemaran panas
(termal) > 30oC hewan yang digunakan indicator adalah sejenis
cacing Brachiurasowerbyi dan hewan
bercangkang Physe sp.
Pencemaran air oleh
bahan organik yang subur dan oksigen terlarut (DO) pada taraf nol spesies
indicator yang dapat ditemui adalah larva lalat Eristalis dan Pscyhoda.
Hewan makro invertebrata untuk
indikator biologis pencemaran organik pada beberapa tingkat dibagi atas:
·
Indikator
air bersih: Ephemera, Ecdyonurus,
Leuctra, Nemurella, dan Perla.
·
Indikator
pencemaran ringan: Amphinemura,
Ephemerella, Caenis, Gammarus, Baetis, Valvata, Bythynia, Hydropsyche,
Limnodrius, Rhyacophyla, dan
Sericostoma.
·
Indikator
pencemaran sedang: Asellus, Sialis,
Limnaea, Physa, dan Sphaerium.
·
Indikator
pencemaran berat: Nais, Chironomous,
Tubifex, Chrnomous, dan Eristalis.
(Sastrawijaya, 2000)
Silakan
cek mengenai cara menghitung Indeks Diversitas Keragaman di,
H. Toksisitas
Logam Berat Pada Hewan
Toksisitas logam adalah terjadinya keracunan dalam tubuh manusia atau hewan yang diakibatkan
oleh bahan berbahaya yang mengandung logam beracun. Zat-zat beracun
dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernapasan, kulit, dan mulut. Pada umumnya,
logam terdapat di alam dalam bentuk batuan, bijih tambang, tanah, air, dan udara. Macam-macam
logam beracun yaitu raksa/merkuri (Hg), kromium (Cr), kadmium (Cd), tembaga (Cu), timah (Sn), nikel (Ni), arsene (As), kobalt (Co), aluminium (Al), besi (Fe), selenium (Se), dan zink (Zn).[3] Walaupun kadar
logam dalam tanah, air, dan udara rendah, namun dapat meningkat apabila manusia
menggunakan produk-produk dan peralatan yang mengandung logam, pabrik-pabrik
yang menggunakan logam, pertambangan
logam, dan pemurnian logam. Contohnya penggunaan
25.000-125.000 ton raksa per tahun pada pabrik termometer, spigmanometer, barometer, baterai, saklar elektrik, dan peralatan
elektronik. (Wikipedia, 2012)
Sekarang…
Untuk lebih memahami kasus-kasusnya, lihat kumpulan
artikel berikut:
Makrozoobenthos sebagai Indikator Pencemaran Lingkungan
Mikroorganisme indikator
Berita dan info:
Sapi Makan Sampah Bertimbal
Daging Organik Lebih Berisiko Tercemar Toksoplasma
Daging Sapi Jepang Tercemar Radioaktif
Daftar Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Toksisitas_logam. Diakses: Sabtu, 8
September 2012. Pukul 17.55 WIB
Mozaiksains. 2011. Pengertian Pencemaran. http://mozaiksains.wordpress.com/2011/10/17/pengertian-pencemaran/. Diakses: Rabu, 5 September 2012.
Pukul 11.00 WIB
Rie. 2009. Pencemaran
Lingkungan Dan Upaya Mengatasinya. http://kulimijit.blogspot.com/2009/06/
pencemaran-lingkungan-dan-upaya.html. Diakses: Sabtu, 8
September 2012. Pukul 13.34 WIB
Sastrawijaya, A
Tresna. 2000. Pencemaran Lingkungan.
Jakarta: Rineka Cipta.
Shvoong. 2012. Pengertian Hewan. http://id.shvoong.com/exact-sciences/veterinary/2199990-pengertian
hewan/#ixzz25YpHqSeD. Diakses:
Rabu, 5 September 2012. Pukul 10.03 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar